Kamis, 26 September 2019

PERBEDAAN PROYEK IT DAN NON IT

10:42:00 AM
"Proyek adalah sebuah kegiatan yang bersifat sementara yang telah ditetapkan awal pekerjaannya dan waktu selesainya (dan biasanya selalu dibatasi oleh waktu, dan seringkali juga dibatasi oleh sumber pendanaan), untuk mencapai tujuan dan hasil yang spesifik dan unik"
Nah seperti itu penjelasan yang dikutip dari The Definitive Guide to Project Management. Nokes, Sebastian. 2nd Ed.n. London (Financial Times / Prentice Hall): 2007.
Dalam pengerjaannya proyek dibedakan lagi menjadi dua sesuai jenisnya, yaitu proyek IT dan proyek non IT. Proyek IT itu seperti IT strategic plan, lalu pengembangan sistem, integrasi, migrasi, upgrade, implementasi sistem dan aplikasi. Sedangkan proyek non IT seperti proyek konstruksi, proyek industri manufaktur dan lain sebagainya.


IT vs Non IT



Project
IT : selalu terkait denga proses bisnis dan sistem organisasi
Non IT : tidak selalu berkaitan dg proses bisnis

Project structure
IT : Ada beberapa proyek yang akan saling memiliki ketergantungan
Non IT : sering berdiri sendiri

Scope
IT : susah diidentifikasi dan selalu berubah
Non IT : muda diidentifikasi

Change control
IT : terlihat perubahan kontrol proses yang dilakukan tetapi sulit dilacak
Non IT : muda diidentifikasi

Stakeholders
IT : lebih sulit diidentifikasi
Non IT : ada beberapa dan mudah diketahui

Staffing/resources
IT : part time, dicari skill yang sesuai dengan bagian proyek
Non IT : full time

Staffing
IT : orang terbaik dan spesialis
Non IT : best people di bagian penting, rata2 dibagian lain dan lebih generalis

Large projects
IT : dialokasikan kepada yang memiliki spesialisasi dan selalu berhubungan tiap bagian
Non IT : dibagi oleh organisasi/ditetapkan sendiri

Risk
IT : susah diidentifikasi dengan impact yang besar
Non IT : mudah diidentifikasi namun lemah dlm memanajemen dan sedikit impact negative

Metrics documentation
IT : cukup baik tapi kurang dalam penerapan
Non IT : kurang

Lesson learned
IT : tidak baik
Non IT : kurang

Budget and schedule estimation
IT : tidak baik
Non IT : baik

Berbagai Peran di Dalam Tim Proyek IT

Ditulis oleh Budi Isdiyanto, dipublikasi pada 30 Jun 2017 dalam kategori Info
Berbagai Peran di Dalam Tim Proyek IT - CodePolitan.com
Proyek IT mempunyai beragam skala dari skala kecil hingga besar. Kecil disini dapat ditangani oleh beberapa 2 orang saja, atau bahkan sampai harus belasan atau puluhan orang yang diterjunkan karena lingkupnya yang semakin besar.
Proyek IT biasanya bersumber dari permintaan BUMN, Pemerintahan, Kepolisian, Militer, atau instansi lain seperti rumah sakit, restoran, mall, manufaktur, perhotelan dan lainnya. Biasanya proyek - proyek tersebut dikerjakan dalam rentang waktu tahunan, atau bulanan saja.
Ada kalanya suatu instansi meminta jasa dari CV atau PT yang ingin dibuatkan sebuah aplikasi atau solusi lainnya. Namun ternyata ingin hemat dengan budget alakadarnya. Padahal dalam pengerjaan proyek IT, idealnya tidak bisa diselesaikan oleh satu atau dua orang saja.
Bahkan bila harus dikerjakan oleh satu orang pun, orang tersebut dapat merangkap tiga peran mulai dari project managersystem analyst, sekaligus web developer dalam dirinya sendiri. Oleh karena itu perusahaan wajib mengetahui bahwa dalam pengerjaan proyek, pihak developer lah yang harus menentukan berapa orang yang bisa diberdayakan agar proyek tersebut selesai sesuai perannya masing - masing.
Menyewa programmer saja bukan langkah yang sepenuhnya tepat, karena programmer pun punya spesialisasi yang berbeda - beda, belum lagi bila harus membuat dokumentasi dan pengujian aplikasi, tentu waktu yang dimiliki programmer tidak akan selapang yang dipikirkan.
Lalu apa sajakah peran - peran yang ada dalam sebuah tim pengerjaan proyek IT? umumnya adalah sebagai berikut.

1. Project Manager

Tanpa Project Manager, tim IT akan sulit menentukan arah. Karena memang harus ada satu orang yang fokus untuk mengatur task dan berbicara dengan client. Bila programmer harus berbicara langsung dengan client bisa habis sudah, apalagi bila harus berbicara dengan komite. Waktu untuk mengerjakank aplikasi pun tidak akan cukup.
Project manager berperan besar untuk menjadi barrier bagi rekan - rekank setimnya dalam hal negosiasi infrastruktur dan timeline pengerjaan proyek. Juga untuk membatasi fitur yang tidak seharusnya dikerjakan di dalam timeline yang ditentukan. Tantangan menjadi project manager adalah bagaimana kita harus membendung fitur yang diinginkan client tapi ternyata harus mengganggu timeline yang ada. Pasti bikin greget kalau sudah merasakan hal tersebut.
Selain itu Project Manager pun diharapkan mempunyai pengetahuan yang sama dengan rekan setimnya, paling tidak pernah menjadi programmer terlebih dahulu agar bisa mengukur kemampuan temannya untuk menyelesaikan suatu task. Bila tidak pernah melakukan programming, bisa jadi task yang diberikan tidak sesuai dengan kemampuan pengerjaan programmer-nya.

2. System Analyst

System Analyst berperan besar dalam analisis keseluruhan sistem dan bisnis proses. Bisnis proses yang diinginkan client harus dipastikan dapat garis besar dan detailnya. Kemudian divalidasi kepada client dan diterjemahkan menjadi beberapa wujud diagram. Bisa berupa flowchart, DFD, maupun UML. Jangan lupa analisis juga kebutuhan database-nya dan harus dituangkan ke dalam ERD.
Tidak lepas pula analisis penunjang lain seperti kebutuhan networking dan infrastruktur harus dianalisa juga bersama network engineer dan system engineer. Dan kewajibannya adalah mendokumentasikannya dengan baik agar dapat digunakan oleh programmer.
System Analyst berperan besar dalam memudahkan programmer untuk tidak melakukan analisanya sendiri. Salah satu masalah dalam proyek IT adalah bila programmer harus melakukan analisa sendiri. Misal apakah suatu form harus divalidasi dengan rule tertentu. Atau programmer bingung dengan bisnis proses yang harus seperti apa. Kebingungan tersebut dapat membuat flow aplikasi atau sistem menjadi tidak semestinya.
Karena itu disanalah peran system analyst diperlukan.

3. UI/UX Designer

Tidak semua tim memperkejakan seorang UI/UX Designer secara terpisah dari frontend designer. UI/UX Designer juga bukanlah desainer grafis yang sering salah diartikan. Disini UI/UX Designer pun sebenarnya harus dipisah lagi menjadi dua peran, namun masih bisa digabung bila lingkupnya tidak terlalu besar.
UX Designer berperan dalam bagaimana membuat pengguna merasa nyaman dan betah dalam menggunakan aplikasi. Tapi yang utama adalah bagaimana membuat user dapat menyelesaikan kebutuhannya saat menggunakan aplikasi. Tidak mungkin kan bila user ingin membuat sebuah data baru tapi tombolnya tersembunyi atau harus melakukan 5 aksi terlebih dahulu? disanalah peran UX Designer untuk menentukan seperti apa aplikasi harus berinteraksi dengan user-nya.
Hasilnya, akan diwujudkan oleh UI Designer untuk menjadi wireframe atau rancangan kasar berupa layout yang akan dikerjakan oleh frontend desingerFrontend designer akan membuat berbagai komponen dengan komposisi warna yang berbeda yang akan digunakan oleh application developer.

4. Technical Writer

Haruskah seorang programmer yang mendokumentasikan keseluruhan sistem yang dibuat? tentu tidak, karena itu dalam sebuah tim proyek IT harus ada seseorang yang mendokumentasikannya secara keseluruhan dan jelas. Technical Writer harus berperan disini.
Umumnya pekerjaan ini sering dijumpai oleh kalangan wanita profesional lulusan jurusan IT. Mungkin salah satu alasannya adalah kepiawaian dalam menanyakan sesuatu dan dokumentasi yang rapi.
Technical Writer tidak hanya mendokumentasikan sistem dan aplikasi yang dibuat, juga membuat help guide dan software manual documentation untuk diberikan kepada client. Tanpa dokumentasi yang baik, aplikasi dan sistem hanyalah seonggok kode yang sulit dimengerti. Client pun bukan dewa yang tahu akan segalanya, oleh karena itu dokumentasi dan help guide harus dibuat sebaik mungkin.

5. Quality Assurance

Perangkat atau sistem yang dibangun tentu harus lolos uji. Tidak mungkin kita memberikan sesuatu yang penuh dengan bug dan fitur yang tidak semestinya. Oleh karena itu quality assurance diperlukan untuk menangani masalah tersebut.
Setiap fitur yang dikerjakan oleh programmer harus segera di-test baik secara manual ataupun otomatis dengan test case yang sudah disiapkan. Berbagai kemungkinan harus dicoba baik sesuai dugaan maupun diluar dugaan. Dan jangan lupa test case dan hasil test harus didokumentasikan dengan baik.
Seiring bertambahnya jumlah fitur yang terbenam dalam sistem atau aplikasi, diharapkan seorang quality assurance mampu melakukan automated testing agar lebih mengefisienkan waktu dan dapat menggunakan waktunya untuk kepentingan yang lain.

6. Network Engineer

Seringkali proyek IT skala besar tidak mau melibatkan peran yang satu ini. Padahal kemampuan computer networking itu mempunyai kekhususan tersendiri. Orang yang menguasai suatu web framework atau relational database tertentu. Belum tentu menguasai networking baik itu instalasi maupun maintenance-nya.
Katakanlah bila suatu sistem pelayanan rumah sakit harus dipasang di semua bagian gedung. Bila harus dibebankan pada programmer tentu tidak akan efektif. Oleh karena itu network engineer harus diikutsertakan untuk menyumbang kemampuannya dalam memasang instalasi jaringan komputer yang dibutuhkan sistem.

7. System Engineer

Selain harus paham dengan computer networkingsystem engineer harus mampu menguasai konfigurasi yang mumpuni untuk menyediakan infrastruktur untuk aplikasi dan sistem yang diperlukan. Katakanlah bila seorang system engineer harus memasang server dan meng-install web server dan database di dalamnya, tentu konfigurasi yang diperlukan pun tidak mungkin secara default saja. Harus ada konfigurasi yang lebih aman dan sesuai dengan kebutuhan.
Belum lagi bila infrastruktur harus tersebar antar wilayah dan gedung. Dan tidak lain, seorang system engineer pun harus siap sedia setiap saat seperti Rexona bila terjadi masalah dengan infrastruktur. Berbeda dengan network engineer yang masih bisa dikerjakan besok. Seorang system engineer, harus sedia 24 jam karena masih bisa mengakses sistem melalui SSH di laptop mereka. Itu tantangannya.

8. Frontend Designer

Frontend designer merupakan salah satu jenis peran dari programmer yang berada dalam proyek IT. Tentu saja tantangannya mempunyai keunikan tersendiri dibandingkan backend web developer.
Kemampuanya dibutuhkan dalam menerjemahkan apa yang dibuat oleh UI/UX Designer. Namun tidak jarang ada juga yang merangkap ketiganya. Selain menjadi frontend designer juga sebagai UI/UX designer. Biasanya frontend designer akan mengerjakan rancangan jadi berupa HTML/CSS/Javascript yang berisikan efek - efek jQuery dan sudah membuat tampilan web dengan dihiasi CSS.
Sehingga programmer lain dalam hal ini web developer dapat mulai menjahit logikanya dengan sisi backend yang akan dibuatnya.

9. Web Developer

Backend web developer merupakan salah satu jenis peran dari programmer yang berada dalam proyek IT. Tugasnya adalah membangun sisi backend yang kokoh serta mengimplementasikan database dan bisnis proses yang sudah diberikan oleh system analyst. Jangan sampai web developer mengambil keputusannya sendiri yang dapat berpengaruh buruk terhadap pengembangan aplikasi dan sistem.
Web developer pun bertugas untuk menjahit tampilan web yang sudah dikerjakan oleh frontend designer. Dan juga menyediakan web service untuk digunakan oleh mobile developer atau desktop application developer.

10. Mobile Apps Developer

Bisa jadi mengerjakan aplikasi untuk iOS ataupun untuk Android. Mobile apps developer bertugas untuk hal tersebut. Tentu saja aplikasi yang dibuatnya harus sepengathuan UI/UX designer dan mampu berkomunikasi dengan system analyst serta web developer.
Mobile Apps Developer ini tidak bisa berdiri sendiri dan membutuhkan banyak pihak agar aplikasinya cepat terwujud. Selain itu harus mempu bekerja sama dengan baik bersama quality assurance karena mobile apps kan menjadi garda terdepan dalam suatu sistem yang digunakan langsung oleh client.

11. Desktop Application Developer

Tidak semua aplikasi berbasis mobile atau web, yang membutuhkan desktop pun masih ada. Walaupun paradigmanya mulai berbeda dimana aplikasi desktop mulai menggunakan web service selayaknya mobile apps.
Di perusahaan manufaktur, rumah sakit, dan retail kebutuhan akan aplikasi desktop masih tinggi misalnya untuk membangun help desk ataupun point of sale. Karena memang lebih efektif bila harus menggunakan aplikasi desktop ketimbang dengan aplikasi web yang bisa lebih lambat performanya.
Desktop application developer harus mampu bekerjasama dengan pihak lain sebagaimana mobile apps developer bila harus web service centric. Namun ada juga yang tidak membutuhkan web service sehingga tidak perlu berinteraksi banyak dengan web developer.

Proposal Proyek Teknologi Informasi



 
PROPOSAL PROYEK TEKNOLOGI INFORMASI
PEMASANGAN LIVE SCURITY (SISTEM KEAMANAN RUMAH  MENGGUNAKAN PONSEL PRIBADI DENGAN  BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC) UNTUK 30 PERUMAHAN MEWAH
 Diusulkan Oleh:
Dhika Primayuda (21112998)
2KB01

UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2013
BAB I


A.   JUDUL
PEMASANGAN LIVE SCURITY (SISTEM KEAMANAN RUMAH  MENGGUNAKAN PONSEL PRIBADI DENGAN  BAHASA PEMROGRAMAN VISUAL BASIC) UNTUK 30 PERUMAHAN MEWAH.

B.   LATAR BELAKANG MASALAH
            Keamanan adalah kebutuhan yang mutlak diperlukan di zaman ini karena terjadinya peningkatan angka kriminalitas khususnya pencurian barang berharga di rumah pribadi. Selain itu masyarakat juga disibukan oleh berbagai aktifitas di luar rumah sehingga terjadi kesulitan untuk mengontrol keamanan rumah. Oleh karena itu dibutuhkan sistem keamanan yang dapat menjaga keamanan rumah setiap waktu disaat pemilik rumah tersebut berada diluar rumah untuk melindungi barang-barang berharga. Diharapkan dengan adanya sistem keamanan ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman untuk pemilik rumah, dan juga dapat memperkecil angka pencurian. Akibat dari aktifitas manusia yang begitu padat di era globalisasi sekarang ini menjadikan mereka membutuhkan suatu inovasi baru selain hanya kamera keamaanan yaitu sebuah teknologi keamanan yang bisa di akses melalui mobile technology, yaitu dalam mendapatkan informasi ataupun pengaksesannya menggunakan cara yang mudah, cepat dan tidak mengganggu aktifitas mereka. Contoh dari mobile technology ialah ditemukannya teknologi handphone yang memenuhi kebutuhan manusia, yaitu mampu berkomunikasi jarak jauh dimanapun mereka berada. Salah satu fitur yang ada di handphone salah satunya adalah telepon seluler, dengan fasilitas ini dapat menghubungi tujuan secara cepat, tepat dan dengan biaya yang murah. Handphone dengan fasilitas telepon nya akan sangat berguna jika dapat di aplikasikan kedalam suatu sistem keamanan terintegrasi, dimana nantinya pengaksesan informasi yang dilakukan oleh seseorang untuk mengetahui keadaan dari keamanan suatu tempat (rumah) dapat dilakukan via telepon.
            Sebagai contoh, aplikasi yang telah ada untuk sebuah sistem keamanan ialah sistem keamanan pintu geser menggunakan password dengan mikrokontroler (Yuniawan, 2008) dan CCTV (Close Circuit Television) dengan menggunakan database untuk menyimpan hasil rekaman seluruh aktivitas. Tetapi semuanya itu belumlah dapat sepenuhnya membantu seseorang untuk memantau keamanan rumahnya. Sedangkan dengan menggunakan sistem penyampaian informasi menggunakan SMS dengan pemrograman Delphi dan lainnya. Aplikasi tersebut juga sebelumnya optimal karena memerlukan biaya yang cukup mahal dalam pengaplikasiaannya serta belum dapat bekerja terus menerus karena masih menggunakan Personal Computer (PC) sehingga memerlukan refresh dalam setiap pengoperasiannya. Sehingga masih memerlukan operator khususnya dalam melakukan refresh terhadap sistem.
           
Berdasarkan hal tersebut maka dimungkinkan untuk dibuat suatu perangkat lunak untuk suatu sistem keamanan yang terintegrasi dengan pengiriman informasinya melalu telepon selular tanpa menggunakan PC (Personal Computer), sehingga dapat membantu seseorang baik mengenai efisiensi biaya dan waktu dalam memonitoring keamanan rumah. Perangkat lunak tersebut dapat dibuat dengan aplikasi pemrograman Visual Basic. Program tersebut diaplikasikan untuk membuat suatu sistem keamanan yang dapat bekerja secara otomatis, yaitu dapat menelpon langsung pemilik rumah, serta pemilik rumah dapat mengontrol dan memonitoring keamanan rumahnya.

C.   PERUMUSAN MASALAH
          Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka permasalahan yang dibahas dalam program ini adalah bagaimana merancang dan membuat perangkat lunak untuk aplikasi suatu sistem keamanan rumah yang dapat diakses via telepon dengan menggunakan infrared, sensor gerak berupa kamera dan ic optocoupler untuk fasilitas dalam perumahan mewah.

D.    TUJUAN
         Adapun tujuan yang dicapai adalah membuat alat sistem keamanan rumah yang dapat diakses keadaanya melalu salah satu fasilitas handphone yaitu telepon seluler sehingga kita dapat mengontrol dan memonitoringnya setiap saat.



E.     LUARAN YANG DIHARAPKAN
  Luaran yang diharapkan dalam alat ini adalah :
a)      Mengembangkan karya kreatif dan inovatif mahasiswa dalam bereksperimen dan menemukan karya yang bermanfaat bagi masyarakat.
b)      Masyarakat mendapatkan rasa nyaman ketika berpergian meninggalkan rumah.
c)      Terciptanya suatu device yang efisien untuk pengamanan dalam rumah dengan jarak jauh.

F.      KEGUNAAN
Adapun kegunaan alat yang dimaksud adalah :
a)      Mengembangkan karya inovatif mahasiswa dalam menemukan hasil karya yang dapat bermanfaat dalam bidang teknologi.
b)      Memperkenalkan masyarakat kepada kemajuan teknologi dalam bidang keamanan rumah.
c)      Dapat meminimalisir pencurian dalam rumah.
d)      Mempermudah pengontrolan rumah dengan jarak jauh dari pencurian.
e)      Menghemat biaya dalam keamanan rumah pribadi.

BAB II


G.  TINJAUAN PUSTAKA
Microsoft Visual Basic (sering disingkat sebagai VB saja) merupakan sebuah bahasa pemrograman yang menawarkan Integrated Development Environtment (IDE) visual untuk membuat program perangkat lunak berbasis sistem operasi Microsoft Windows dengan menggunakan model pemrograman (COM). Visual basic merupakan turunan bahasa pemrograman BASIC dan menawarkan pengembangan perangkat lunak komputer berbasis grafik dengan cepat. Beberapa bahasa skrip seperti Visual Basic Edition (VBScript), mirip seperti halnya Visual Basic, tetapi cara kerjanya yang berbeda. Visual Basic merupakan bahasa yang mendukung pemrograman berorientasi objek (OOP), namun tidak sepenuhnya, beberapa karakteristik objek tidak dapat dilakukan pada Visual Basic, seperti Inheritance tidak dapat dilakukan pada class modulePolmorphism secara terbatas bisa dilakukan dengan mendeklarasikan class module yang memiliki interface tertentu. Visual Basic (VB) tidak bersifat case sensitive. Visual Basic menjadi populer karena kemudahan desain form secara visual dan adanya kemampuan untuk menggunakan komponen-komponen ActiveX yang dibuat oleh pihak lain. Namun komponen ActiveX memiliki masalahnya tersendiri yang dikenal sebagai DDL hell. Pada Visual Basic.NET, Microsoft mencoba mengatasi masalah DDL hell dengan mengubah cara penggunaan komponen (menjadi independen terhadap registry).
CCTV (Close Circuit Television)  merupakan sebuah kamera pengintai yang biasanya digunakan untuk menyelidiki, mengintai atau mengawasi suatu tempat yang dianggap rawan dari berbagai bahaya. CCTV merekam seluruh aktivitas di suatu ruang dan memasukan data yang direkam tersebut kedalam suatu server seperti PC (Personal Computer) dengan media penyimpanan berkapasitas terntetu dan juga membutuhkan maintenance dan perawatan.
Sensor gerak adalah suatu alat yang dapat mendeteksi terhadap suatu gerakan yang disebut dengan Passive Infrared Sensor atau PIR. Sensor PIR ini dapat mendeteksi apapun bentuk gerakan meski hanya kecil dan mengetahui apakah ada seseorang yang mau berpindah atau keluar dari jangkauan penyensoran. Selain punya nama sebutan PIR atau Passive Infrared Sensor, sistem atau cara kerja sensor gerak tersebut juga sering diberi nama IR gerak atau piroelektrik. Secara garis besar, sistem dan cara kerja sensor gerak atau PIR punya dua bagian utama. Bagian yang pertama pemancar infrared, sedangkan bagian kedua yaitu penerima. Bila alat sensor ini ada yang melewatinya, bagian pemancar akan mengirim tanda atau sinyal ke bagian penerima. Selanjutnya, penerima akan memberi perintah pada alatnya lainnya misalnya membuka pintu atau mengeluarkan suara, tergantung sistem aplikasi yang diterapkan Dalam rangkaian sensor gerak ini terdapat sinar inframerah yang fungsinya adalah sebagai alat untuk mendeksi apakah ada sebuah gerakan atau tidak di daerah jangkauannya. Kemudian, pada bagian pertama ang berposisi sebagai pemancar namanya IC BE 555. Fungsi dari komponen ini adalah untuk membangkitkan sinyal. Ukuran frekuensi yang telah dihasilkan oleh IC BE 555 adalah sebesar kurang lebih 5 khz. Lalu frekuensi tersebut kemudian dipancarkan dengan alat yang lain yaitu lampu jenis led inframerah. Sementara itu, pada bagian yang berfungsi sebagai penerima atau yang kedua punya komponen yang namanya IC lm1458 yang fungsinya adalah sensor adalah sebagai alat komprator.

BAB III

H.   METODE PELAKSANAAN
Pembuatan alat direncanakan melalui  tahap :
1.      Pengecekan alat yang digunakan
2.      Perangkaian alat berupa kamera, sensor gerak, infrared dan optocopler
3.      Pengujian alat yang telah dirangkai
4.      Pemasangan pada setiap rumah

I.      JADWAL KEGIATAN

NO
KEGIATAN
BULAN
A.
PERSIAPAN
I
II
III
IV
1.
Penetapan Rencana Kerja
a



2.
Persiapan Bahan
a
a


3.
Persiapan alat
a
a


B.
PELAKSANAAN




1.
Pengujian Fungsi Alat
a
a


2.
Perangkaian Alat
a
a
a

3.
Design Device
a
a
a

4.
Perancangan Bahasa Pemrograman

a
a

5.
Pengujian Alat


a
a
6.
Pemasangan Pada Setiap Rumah


a
a
C.
PENYUSUNAN LAPORAN




1.
Analisis Data


a
a
2.
Menyusun Draft Laporan


a
a
3.
Perbaikan Laporan


a
a
4.
Penggandaan Laporan Akhir



a
5.
Pengiriman Laporan



a


J.     RANCANGAN BIAYA
No.
Rancangan Biaya
Anggaran Dana
1
Anggaran Alat 1 Rumah
Rp. 5.000.000,00
2
Anggaran Perjalanan
Rp. 100.000,00
3
Lain-Lain
Rp. 100.000,00
4
5
Potongan
Total
Rp. 200.000,00
Rp. 5.000.000,00
.
K.    PERHITUNGAN
No.
Nama Perumahan
Banyak Rumah
1
Grand Taruma
25
2
Galuh Mas
25
3
Pekan Raya
25
4
White City
25
5
Flag House
25
6
Victoryan
25
7
8
9
Resinda Permata
Long City
Total
25
25
200

L.     PERHITUNGAN KESELURUHAN
No.
Perhitungan Keseluruhan
Total
1
Total Rancangan Biaya
Rp. 5.000.000,00
2
Total Rumah
200 Unit
3
Total Rancangan Biaya * Total Rumah
Rp. 1.000.000.000,00




DAFTAR PUSTAKA